BISNIS



BISNIS 1
Berbicara bisnis itu tergantung tujuannya apa?
Ada yang tujuanya hanya uang, kepuasan, tapi sebagai seorang muslim, paling tidak ada tiga tujuan yang harus kita pahami, sebagai manusia yang diciptakan Allah.

Satu, kita diciptakan oleh Allah, untuk menjadikan segala aktivitas kita menjadi ibadah. Berarti bisnis bagi kita adalah ibadah, bukan semata-mata mencari uang.
Kedua, tugas kita menjadi khalifah, kita diberi kesempatan hidup di dunia berarti kita harus berkarya seoptimal mungkin, sehingga saat kematian kita kelak adalah puncak berkarya kita dalam hidup ini seoptimal mungkin yang bermanfaat bagi peradaban manusia, mensejahterakan diri, dan mensejahterakan orang lain.
Ketiga, dalam bahasa agama adalah dakwah. Dakwah artinya apa pun aktivitas yang kita lakukan harus menjadi bagian pencerminan, pribadi-pribadi yang menjadi tauladan dalam kebenaran. 

TIPS BISNIS YANG BERKAH
Bisnis yang berkah dapat diawali dengan tips pertama sedikit untung banyak laku.
Setiap orang tentu saja ingin mendapat keuntungan. Artinya, dalam bisnis selain kita sebagai produsen, konsumen juga ingin meraih keuntungan. Karenanya, bisnis yang paling menguntungkan dalam Islam adalah bisnis yang membuat semakin banyak orang yang merasa diuntungkan.
Jikalau kita serakah, ingin untung besar sendiri, bisa jadi pertamanya merasa untung, sesudah itu orang merasa terkecoh sehingga tidak ada yang ingin bertransaksi lagi dengannya.Hal lain, mereka pun akan menyampaikan penyesalan dan keluhannya kepada orang lain sehingga semakin berkurang orang yang ingin berbisnis dengan kita.
Selanjutnya, kita tinggal menunggu waktu bangkrut saja. Mari kita mulai menikmati keberuntungan orang lain sebagai satu keuntungan kita. Ungkapkan rasa syukur kita kepada Allah Swt dengan merasa nikmat jika melihat orang lain mendapatkan barang yang baik dengan harga murah.

TIPS MEMULAI WIRAUSAHA
Untuk memulai usaha selain bekal ilmu dan keberabian juga dibutuhkan tips yang dapat mendukung suksesnya usaha tersebut adapun tips yang lainnya diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Niat harus lurus dan benar, karena bisnis akan sangat menguras waktu, tenaga, dan pikiran begitu besar, sehingga jikalau tidak dilandasi niat yang benar akan sangat tersia-sia, dan terlebih lagi akan mudah rontok di tengah jalan. Tapi jikalau niatnya benar, disamping akan bernilai pahala ibadah, bisnis yang kita lakukan juga akan menjadi bagian dari jihad kita di jalan Allah Azza wa Jalla.
  2. Niat taqarrub kepada Allah. Ingatlah, pendangan yang jujur masuk surga tanpa hisab. Nabi SAW bersabda, Sebelum zaman ini, ada orang yang didatangi malaikat untuk mencabut nyawanya. Kepadanya ditanyakan apakah ia sudah melakukan sesuatu yang baik. Ia menjawab bahwa ia tidak tahu, maka ia pun disuruh mengingat-ngingat. Kemudian ia berkata, "Satu-satunya yang ingin ia ketahui adalah ia pernah melakukan transaksi perdagangan dan menuntut haknya dari mereka, dengan memberikan waktu bagi yang mampu membayar dan membebaskan beban tersebut bagi orang miskin". Maka Allah SWT membawanya ke surga’ (H.R Bukhari dan Muslim)
  3. Niat mengikuti sunnah para Nabi dan Rasul. Tentang keutamaan wirausaha ini disebutkan dalam sebuah hadits, "Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan kepada golongan para nabi, orang orang yang jujur dan para syuhada" (H.R. Tirmidzi)
  4. Niat Jihad fii sabilillah, menjadi khalifah yang dapat mensejahterakan diri maupun ummat lahir dan bathinnya, juga sebagai sarana dakwah membuat keagungan dan keindahan Islam, mengangkat ummat dari kehinaan, kefakiran, memperkokoh benteng ketahanan ummat dengan perekonomian yang tangguh. Kita maklumi pertempuran yang paling menentukan di masa modern ini adalah kekuatan ekonomi dan informassi.
  5. Bulatka tekad dengan banyak membaca keutamaan bisnis dalam pandangan Allah, sejarah para nabi dan ulama yang paling mulai yang berprofesi sebagai wirausahawan. Bacalah bagaiamana bisnis Rasulullah SAW yang telah beliau rintis sedari berusia muda. Prhatikan bagaimana cara Rasul berbisnis, jadikan teladan bagi seluruh aktivitas bisnis yang kita lakukan.
  6. Cari juga referensi pengusaha muslim yang tangguh, jujur, cakap, dan kreatif, sehingga ia bisa dijadikan contoh wirausahan yang benar-benar diridhai Allah. Sosoknya dapat diambil dari tokoh dalam negeri sendiri, maupun luar negeri. Pelajari pula bagaimana dia bisa sukses dalam bisnisnya dengan tetap memegang teguh panji – panji Islam.
  7. Tidak ada salahnya juga mencarai rujukkan pengusaha sukses lainnya dari yang non muslim. Pengusaha yang mulai dari dasar atau dari nol. Hal ini dilakukan sebagai bahan pembading untuk mengetahui kiat sukses dalam membangun bisnisnya, sambil kita cari rujukkan benar salahnya dengan syariat Islam. Selalu semuanya di kembalikan kepada Al-Qur’an dan sunnah.
  8. Ikuti pelatihan dan kursus yang benar-benar bisa mengarahkan dengan efektif untuk memahami kewirausahaan, terutama yang pengajarnya memiliki pengalaman yang teruji kemampuan dan kehandalannya, dikarenakan tidak cukup ilmu yang hanya bersifat teoritis, teladan yang nyata akan lebih berkesan di memori kita.
  9. Bersungguh-sungguhlah untuk mempraktekannya secara pribadi dalam mengarungi aneka aktivitas usaha kita di mana pun. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan magang, praktek lapangan, karena akan sangat cepat menyedot informasi aktual tentang bisnis.
Bersamaan dengan itu banyaklah membaca tentang bisnis yang islami maupun buku bisnis yang lainnya, dan jangan segan untuk banyak bertanya kepada yang sudah berpengalaman, serta carilah lingkungan pergaulan yang mendukung kemampuan wirausaha.

BISNIS ITU JIHAD
Bisnis adalah jihad. Jadi, kalau ada yang mengatakan, "Wah, Aa ini tukang bisnis", maka pernyataan ini Aa artikan sebagai suatu penghormatan, yang berarti Aa tukang jihad. Karena bisnis ini ternyata menjaidi salah satu dari kelemahan umat, akibat salah dalam mempersepsikan arti bisnis.
Dampaknya dampak dilihat sekarang ini, uamat tidak punya apa-apa, ekonomi dijajah orang lain dan nampaknya inilah salah satu strategi musuh-musuh islam, yaitu dengan memperlemah ekonomi umat. Sebabnya, tiada lain karena urusan bisinis dianggap sebagai urusan duniawi.
Padahal bisnis menjadi urusan dunia jikalau niat dan caranya benar, maka bisnis itu jihad. Yang namanya jihad, jangan sampai selalu identik dengan pertempuran, bersimbah keringat berkuah darah, tapi harus kita lihat apa yang menjadi titik lemah umat, yang ternyata ada pada bidang perekonomian.
Artinya, kalau kita berjuang dengan sungguh-sungguh untuk kemaslahatan umat di bidang ekonomi, maka ini juga adalah jihad. Masalah terbesar dari sebuah bisnis adalah masalah manusianya, dan manusia itu sangat tergantung pada suasana hatinya.
Jadi, kalau orangnya sudah sangat jujur, maka bisnisnya pun akan bermutu tinggi sekali. Bahkan nilai lebih tinggi dari sekedar transaksi uang dan barang. Karena-nya bisnis yang dilakukan itu akan terangkat menuju sebuah nilai-nilai terhormat, lebih dari sekedar nilai materi

BISNIS YANG DIRIDHOI
Demikian jelas Nabi telah memberikan kepada kita,umatnya  tentang bagaimana  cara berbisnis yang benar. Untuk menerapkan nya diperusahaan agar beroleh kesuksesan serupa, kuncinya sederhana, disamping manajemen yang profesional,faktor yang utama adalah usahakan suasana dan seluruh aturan serta segala aktivitas perusahaan sesuai dengan aturan yang diridhoi Allah berjuanglah sekuat tenaga untuk menjadikan perusaaan kita sebagai ladang untuk membuat diri,keluarga ,karyawan plus keluarga karyawan, rekan usaha kita agar menjadi semakin dekat dengan Allah.
Kajilah sistem usaha agar disukai Allah (sesuai dengan syariat), juga pembinaan karyawan nya tidak hanya dididik agar terampil dan profesional dalam bidang pekerjaannya saja tetapi sangat diutamakan juga agar seluruh karyawan dan keluarganya terbina keimanannya dan keluarganmya terbina keimanannya dan ketaatannya kepada Allah.salah satu yang harus dilakukan adalah dengan pemberian ilmu agama islam yang sistematis dan berkesinambungan, plus kesempatan dan fasilitas beribadah yang layak.
Kepada karyawan selalu diyakinkan bahwa perusahaan tempat dia bekerja adalah amanah dari Allahuntuk dikelola bersama,tiada yang menggaji semuanya kecuali  hanya Allah,bekerja adalah beramal shaleh beribadah dan berjihad dijalan Nya,bukan semata mata hanya mencari uang .karena andaikan bekerja hanya mencari uang saja ,bagaimana kalau mati sebelum gajian ?niskaya sangat rugi ,uang tidak didapat ,pahala amal pun lepas.
Tentu saja semua ini harus diawali dan dibarengi dengan suritauladan yang baik ,serta kejujuran dan keadilan para managernya khususnya pemilik usahanya tersebut, niskaya Allah tidak mengecewakan pengusaha yang menjadikan bisnis yang dilakukannya sebagai ladang jihad.
Contoh lain yang harus kita evaluasi,dan orang banyak menganggapnya sepele adalah  waktu shalat.kita harus hati-hati jangan sampai karyawan lalai apalagi melupakan shalat.Jelas sekali,produktifitas yang dihasilkan karyawan yang tidak melakukan shalat tidak akan membawa berkah baik untuk dirinya maupun untuk pemilik perusahaan. Keuntungan memang harus dikejar semaksimal mungkin tapi apa artinya keuntungan yang melimpah apabila tidak membawa malapetaka.
Karenanya, jikalausudah sampai waktu shalat,hentikanlah seluruh activitas pekerjaan. Berikanlah waktu luang kepada seluruh karyawan untuk mendirikan shalat dan memanjatkan doa. Di kota mekah dan madinah ,misaknya menjelang shalat  semua toko tutup semua kegiatan bisnis dihentikan, dan semua orang berbondong-bondong menuju mesjid.
Sekali-kali jangan takut akan mengurangi keuntungan,justru sebaliknya,karena dengan doa yang  tulus dari karyawan-karyawan yamng diberi keluangan waktu shalat tadi, doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.Siapa tau salah seorang dari karyawan kita ada yang sangat dekat kepada Allah sehingga doanya sangat ijabah guna kemajuan perusahaan.
Mengapa kita harus takut merugi oleh karena itu waktu digunakan  untuk shalat?Yakinlah,bahwa yang memberi rizki hanya Allah pemilik segala kekayaan  dan keberuntungan.Jikalau  Allah  menakdirkan untuk mendapat rizki pasti tiada satupun  dapat menolak –Nya ,dan tentu saja yang sangat penting adalah keberkahan  dalam rizki yang diterima,maslahat bagi dunia dan akhirat.

BISNIS ALA NABI
Sebelum masa kenabian, Rasullah SAW telah melakukan transaksi-transaksi bisnisnya secara jujur, adil dan sama sekali tidak pernah membuat pelanggarannya mengeluh atau bahkan kecewa. Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan setandar kualitas sesuai permintaan pelanggan.
Reputasinya sebagai pedagang yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik sejak muda. Ia selalu memperlihatkan rasa tanggungjawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.
Lebih dari itu, Rasulallah telah meletakan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi bisnis secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan merupakakan teladan bagi para pengusaha generasi selanjutnya.
Sangat disayangkan di era global seperti sekarang ini ada sebagian umat isalm yang berpandangan kurang positif terhadap dunia bisnis, bahkan cenderung menganggap aktivitas bisnis sebagai "urusan duniawi" .
Bahkan dalam pandangan K.H Abdullah Gymnastiar bisnis yang dilakukan secara benar itu setara dengan " Jihad " Bisnis menjadi urusan duniawi jikalau niat dan caranya salah, tapi jika niat dan caranya benar, maka bisnis itu " Jihad "

MEMAHAMI ARTI RIZKI
kadang-kadang mungkin kita berpikir bahwa rizki itu adalah apa yang kita dapatkan, padahal rezeki dari Alloh itu sangat luas. Diantaranya adalah berbagai kemudahan dan hal-hal yang tidak berbentuk materi fisik, seperti mendapatkan ilmu atau pencerahan.
Salah seorang diantara kita misalnya sedang mengalami musibah,lalu secara tak terduga ketika sedang duduk di atas kendaraan bertemu dengan seseorang yang mengajak berbincang-bincang ,dan ternyata ,Subhanalloh dari perbincangan itu menimbulkan sebuah pencerahan.Coba Renungkanlah Firman Alloh dalam Q.S: At-taghabun/64 ayat 11 yang artinya  “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Alloh; dan barang siapa yang beriman kepada  Alloh,niscaya Dia akan memberi Petunjuk kepada hatinya”Dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu”
Ketika mendapatkan kegembiraan, diberikan hati yang tenang, hati yang lapang saat menghadapi kesulitan,hati yang teguh didalam menghadapi kepahitan,pahamilah saudaraku bahwa itu semua adalah suatu rezeki.. Atau ketika kita diberi karunia berbadan sehat dan memiliki daya tahan tubuh yang baik ketika orang lain tengah ditimpa sakit,tentunya ini termasuk rejeki yang harus kita syukuri.
Hal-hal kecil pun kadang kita lupa bahwa itu adalah rejeki dari Alloh.Suatu saat mungkin kita pernah mengalami, ketika tengah tengok kiri tengok kanan untuk mencari tempat parkir lalu secara tiba-tiba kemudian ,ada mobil di depan kita yang keluar sehingga memudahkan kita untuk parkir.Subhanalloh ,Semuanya telah diatur oleh Alloh.
Karunia Alloh juga sering datang dalam bentuk pertolongan lain , dan itu tanpa kita sadari . Misalnya kita memiliki hutang dan memang belum bisa membayar tepat pada waktunya. Tetapi ternyata orang yang menghutangi kita itu ternyata memiliki sifat yang baik sehingga memberi keringanan kepada kita untuk menunda pembayarannya. Ketahuilah ini juga bagian karunia Alloh yang telah meluluhkan hati orang tersebut. Maka kalau Alloh belum memberikan pertolongan dalam bentuk uang tunai tetapi ternyata orang yang berhutang diberikan karunia kesabaran, tentunya ini pun merupakan karunia Alloh yang harus kita syukuri.
Semua rejeki ini ,andaikata kita rajin mensyukurinya, Insya Alloh akan mendatangkan lebih banyak lagi nikmat lainnya.Seperti Firman Alloh dalam  Q.S Ibrahim /14 ayat 7 yang artinya “ …..Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya AzabKu sangat pedih”
Sikap-sikap seperti ini selayaknya selalu menjadi bagian penting dari perilaku kita agar hidup ini menjadi lebih ringan dan lebih bisa dinikmati.Sehingga sikap kita Insya Alloh menjadi lebih mulia dan tentu saja agar kita ditolong oleh Alloh SWT.
Jadi untuk saudara-saudaraku yang ingin menikmati hidup ini ketahuilah bahwa Walaupun mungkin kita tidak memiliki atau  tidak menggenggam banyak hal sesungguhnya hidup ini sangat banyak yang bisa dinikmati.  Seperti cerita seorang ibu yang uangnya habis untuk membiayai anak-anaknya yang sakit,mencicil hutang suaminya tetapi terbukti  namanya baik di kantor,dan kebutuhannya selalu tercukupi. Walaupun tidak mempunyai kelebihan, tapi ternyata beliau bisa berangkat ke Baitulloh.Allohu Akbar
Semoga Alloh memberikan karunia hikmah kepada kita agar kita mulai peka terhadap nikmat-nikmat yang tidak nampak secara fisik dan tidak kita genggam. Dan mudah-mudahan dengan kepekaan ini kita bisa meraba samudra nikmat yang tiada bertepi, yang membuat kita termasuk ahli syukur yang lebih layak dijamin oleh  Alloh.Wallahu a’lam

KEUNTUNGAN HIDUP BERSAHAJA

Satu hal yang harus kita hindari adalah merasa kaya dengan apa yang kita miliki dan merasa cukup dengan karunia Allah. Lalu apa yang harus ada pada diri kita ? yang harus ada adalah merasa kaya dengan apa yang Allah jaminkan kepada kita. Mengapa demikian ? karena tidak sedikit orang yang sebenarnya memiliki pribadi miskin tetapi merasa kaya dengan tabungan yang dipunyai,merasa kaya dengan hartanya,atau merasa kaya dengan rumahnya yang megah.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kekayaan dunia tetapi mempunyai kepribadian miskin adalah selalu mengambil sesuatu dari sana-sini tanpa peduli halal atau haram karena merasa miskin. Dia relakan dirinya terhina dengan mencuri uang orang lain atau mengambil kekayaan orang lain.
Orang yang kaya itu bukan yang banyak uangnya tetapi orang yang sedikit kebutuhannya. Ketahuilah orang yang tidak bersahaja dalam hidupnya akan sangat banyak pula kebutuhan dan pengeluarannya, akibatnya biaya untuk shadaqoh menjadi  sedikit, biaya untuk menabung menjadi terbatas.Yang dia lakukan terus menerus memuaskan dirinya dengan mengganti perhiasan,mengganti mobil, ataupun mengganti sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.Sebenarnya tidak dilarang untuk menggganti rumah,tapi yang kita butuhkan adalah orang yang punya harta yang berlebih untuk bisa dinafkahkan kepada saudara yang membutuhkan.
Bersahaja itu bukan berarti sederhana tetapi menafkahkan harta dengan tidak berlebihan untuk memuaskan nafsunya dan juga tidak kikir dalam berbuat kebaikan.

Apakah sebenarnya keuntungan jika kita terbiasa bersahaja dalam hidup :


1.    Tidak  diperbudak oleh keinginan pamer. ; kita tahu, jika suatu barang semakin bagus,semakin keren dan semakin bermerek kadang-kadang akan cenderung pamer. Sedangkan untuk pamer itu akan membuat kita tersiksa, bukankah ingin dilihat orang lain itu membuat diri kita tersiksa ? bukan tidak boleh memiliki barang yang bagus, tapi apalah artinya bagus tapi memperbudak diri kita.
2.    Meminimalisir pengeluaran, ; makin suatu mahal barang maka biaya perawatannya pun akan semakin mahal pula. Tapi kalau kita bersahaja Insya Allah biaya akan bisa ditekan.Selain itu kalau kita biasa bersahaja kita tidak akan membuat orang lain iri atau kotor hati. Apalagi kalau dia bersahaja dan mampu menahan dirinya untuk tidak pamer. Oleh karena itu jika kita membeli sesuatu yang baru harus disesuaikan keperluannya, artinya jika membeli sesuatu yang baru harus proporsional antara keperluan dan kemampuan.

KIAT MENYIKAPI KRISIS

Manusia itu diciptakan lengkap dengan rezekinya, dan kita tidak disuruh  mencari rezeki tetapi justru harus menjemput jatah rezeki kita, karena tidak mungkin Allah menciptakan perut kecuali sudah dengan isinya  "A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim Wa maa min daabbatin fil ardhi illaa 'alallaahi rizquhaa& ..(artinya)Dan tidak ada..sesuatu yang melata di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya(Q.S:Huud/11:6)"
Namun demikian kita harus  memahami bahwa menjemput rezeki ini dibutuhkan kegigihan didalam meyakini jaminan Allah dan juga butuh kegigihan dalam menyempurnakan ikhtiar, karena ada juga orang yang mencari rezeki dengan menggadaikan akhirat. Kadangkalan ada orang yang yakin kepada Allah tetapi tidak disempurnakan ikhtiarnya akibatnya dia tidak berhasil untuk menjemput jatahnya sendiri dan ada juga yang tidak mencari rezeki dan tidak yakin ,inilah orang yang paling rugi.Naudzubillahi min dzalik
Dalam menghadapi keadaan krisis keuangan seperti sekarang ini kita semua membutuhkan beberapa langkah untuk menghadapi semua ini, lalu apa saja kiat yang dapat ditempuh ? Insya Allah akan kita bahas berikut ini.  

KIAT MENYIKAPI KRISIS KEUANGAN :

1.    Kita harus yakin bahwa yang membagikan rezeki adalah Allah swt , tidak mungkin Allah menciptakan kita tanpa  rezeki-Nya, hanya masalahnya kita harus luar biasa mengerahkan kemampuan kita untuk menggapai jatah kita.
2.    Kita harus mulai sekuat tenaga mengevaluasi sikap kita terhadap apa yang diberikan Allah kepada kita selama ini ,mungkin Allah telah memberikan cukup tetapi malah kita gunakan untuk yang sia-sia bahkan maksiat.Naudzubillahi min dzalik
3.    Kita harus mulai meningkatkan kegigihan kita dalam bekerja.Lihatlah burung yang berangkat mencari makan dengan perut kosong dan berikhtiar dengan mengepakan kedua sayapnya dan akhirnya pulang dengan perut berisi makanan.Subhanalloh
4.   Kita harus meningkatkan ibadah karena Allah yang membagikan rezeki,  A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim & ..Wa may yattaqillaaha yaj' al lahuu makhraja Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib wa may yatawakkal ' alallaahi fa huwa hasbuhuu (artinya) : Barangsiapa bertaqwa kepada Allah ,niscaya Dia menjadikan jalan keluar baginya dan Dia akan memberikan rezeki kepadanya dengan tiada terkira & .. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah ,niscaya Dia mencukupkannya. (Q.S: Ath Thalaaq/65: 2-3)

Percayalah Allah Maha Tahu kebutuhan kita daripada diri kita sendiri. Allah Maha Kaya dan tidak mungkin lalai kepada hamba-hamba yang dia ciptakan yang mau gigih ikhtiar di jalan yang Allah Sukai. Musibah kesulitan ini adalah ladang kreatifitas bagi kita karena siapa tahu dengan kesulitan ini kita jadi tahu potensi diri kita yang sebenarnya membuat semakin dekat kepada Allah swt, karena tidak akan pernah rugi dengan krisis kecuali orang yang tidak memperbaiki dirinya sendiri.

USAHA YANG BERKAH

Andaikata kita memiliki suatu perusahaan, sudah pasti kita ingin banyak untung. Di samping itu kita juga berharap perusahaan berjalan lancar agar kita merasa tenang dan tenteram di dalamnya.
Tapi kenyataannya tidak sedikit suatu perusahaan terus-menerus dilanda berbagai masalah sehingga jalannya tersendat-sendat dan jauh dari kesuksesan apalagi ketenangan dan ketentraman.
Lalu bagaimana kunci kesukesan sebenarnya ? tentunya di samping manajemen yang memadai faktor yang utama adalah suasana ,aturan,serta segala aktivitas harus sesuai dengan syariat yang diridhai Allah.
Contoh kecil yang dianggap orang sepele adalah waktu shalat.Kita harus hati-hati jangan sampai karyawan lalai apalagi melupakan shalat. Karena produktivitas yang dihasilkannya juga tidak akan membawa berkah , baik untuk dirinya maupun bagi pemilik perusahaan.
Keuntungan memang harus dikejar semaksimal mungkin, tapi apa artinya keuntungan yang melimpah apabila tidak membawa keberkahan tetapi malah membawa malapetaka. Oleh karena itu, bila sudah sampai waktu shalat  hentikanlah seluruh pekerjaan. Berikanlah waktu luang untuk mendirikan sholat dan memanjatkan doa.
Lihatlah seperti di kota Mekah dan Madinah, misalnya menjelang shalat semua toko tutup.Tidak usah takut tindakan itu akan mengurangi keuntungan , justru sebaliknya. Karena bisa jadi doa yang tulus dari seorang karyawan dikabulkan oleh Allah. Siapa tahu salah seorang dari karyawan kita ada yang sangat sholeh dan dekat dengan Allah hingga permintaanya sangat diijabah guna kemajuan perusahaan. Mengapa kita takut rugi karena waktu digunakan untuk shalat? Yakinlah bahwa yang memberi rezeki hanya Allah pemilik segala kekayaan dan keberuntungan.

JIWA WIRAUSAHA

. Warisan Rasululloh SAW yang belum digali dengan kreatif dan ditanamkan dalam kehidupan ummat Islam khususnya, yakni jiwa entrepreneurship juga leadership .Sebelum diangkat menjadi Nabi beliau sangat terkenal di jazirah Arab sebagai profesional. Beliau memimpin ummat dengan kemampuan entrepreunership yang baik dan leadership yang prima. Kita ,ummat Islam di Indonesia kelihatannya perlu mengevaluasi pemahaman kita tentang berbisnis ini. Siti Khodijah yang dinikahi Rasulluloh adalah seorang konglomerat wanita.Dan takdir Alloh ternyata pernikahan inilah yang sangat membantu dalam penyebarluasan dakwah Rasul.
Dalam hal ini bisa kita ambil hikmah dari kejadian tersebut ,” Mengapa Alloh tidak menakdirkan menikah dengan Siti Aisyah terlebih dulu ?”, tetapi justru dengan Siti Khodijah, orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan memiliki kekuatan ekonomi. Ternyata Siti Khodijah r.a dapat menjadi benteng ketika kesulitan datang, seperti ketika terjadi boikot terhadap ekonomi Rasul
Demikian pula visi untuk membangun negeri ini, masalah kita ,ummat Islam Indonesia dengan saudara-saudara kita di Palestina, Afganistan atau Checnya ada kesamaannya, tetapi banyak juga perbedaanya terutama dalam masalah tantangan yang dihadapi. Ummat Islam Indonesia tampaknya belum begitu sungguh-sungguh memahami nilai-nilai Islam.
Kita bisa melihat, negara kita dikenal sebagai negara yang korup, rakyatnya terjebak dalam situasi yang kurang jujur. Padahal Islam sangat mengajarkan kejujuran,Islam mengajarkan disiplin, tetapi kita lihat sendiri kedisiplinan sangat kurang, Islam mengajarkan kita bersatu tetapi kita belum bersatu, Islam mengajarkan kebersihan tetapi ternyata lingkungan maupun rumah-rumah kita belum bersih. Jadi memang nilai-nilai Islam belum bisa menjadi tata nilai kehidupan kita,akibatnya ekonomi kita terpuruk.
Islam mengajarkan kita berakhlak tetapi kita belum sepenuhnya berakhlak mulia, akibatnya seperti inilah keadaan negeri dengan ummat Islam terbesar di dunia. Di percaturan politik dunia seperti kurang berwibawa, ekonominya juga agak repot ,secara perpolitikan juga agak berat untuk eksis. Inilah ujian untuk kita, sehingga kita harus sangat serius untuk bersama-sama menjadikan Islam lebih dipahami ,lebih utuh dan lebih aplikatif dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain pemahaman, hal lain yang harus kita evaluasi adalah bagaimana agar aset karunia Alloh yang begitu luas di negeri ini bisa dikelola dengan amanah. Pengelolaan yang baik tidak mungkin dilakukan kecuali dengan kemampuan entrepreneur yang baik, sehingga kekayaan alam ini bisa mensejahterakan bangsa ini ,dan kalau penduduk sudah sejahtera, Insya Alloh kualitas keilmuan akan semakin tinggi disertai dengan keimanan, Subhanalloh.
Insya Alloh ,semoga suatu saat negeri ini bisa menjadi negeri yang amat terhormat kalau umat Islam sudah benar-benar mengaplikasikan nilai-nilai yang Islami dalam kehidupan kita termasuk di dalamnya mengelola sumber daya ini dengan perilaku yang mencontoh Rasululloh

ENTREPRENEURSHIP

Hal yang sangat patut direnungkan oleh umat islam, dan menjadi kendala bagi kemajuan umat adalah faktor leadership (kepemimpinan) dan kemampuan manajemen. Dampaknya pun jelas, dengan dua titik lemah ini potensi yang ada banyak yang tidak terbaca, tidak tergali menjadi sebuah sinergi yang memiliki dampak besar bagi kemajuan umat.
Kelemahan leadership dan manajerial ini ternyata dapat kita telusuri dengan mengamati bagaimana pemahaman umat tentang sifat Rasululah SAW. Diantara titik-titik yang kurang tersentuh secara maksimal adalah bagaimana umat islam mempelajari masa muda Rasulullah sebelum menjadi Nabi.
Dari beberapa literatur yang didapat, betapa jiwa entrepreunership Rasulullah dibidang wirausaha begitu mendominasi, sehingga beliau berkembang menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneur, dan keterampilan manajemen yang baik untuk mengelola sebuah dakwah, sebuah sistem yang bertata nilai kemuliaan Al-Islam.
Diantara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi adalah, biasanya beliau sangat menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaannya dalam proses interaksi bisnis. Bisnis bagi Rasulullah tidak sebatas pertukaran uang dan barang, tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yakni  menjaga kehormatan diri.
Sehingga keuntungan apapun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan, kemuliaannya justru semakin menjulang tinggi. Semakin dihormati, semakin disegani. Dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang mendatangkan kepercayaan dari pemilik modal. Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah, dan kegigihan dalam menjaga kehormatan diri kita selaku umat Islam.

0 komentar:

Posting Komentar